Thursday, January 22, 2009
Enhanced Oil Recovery
” Akibat penurunan produksi minyak dan gas bumi dalam sumur peoduksi perlu dilakukan EOR untuk menjaga tingkat produksi sumur minyak dan gas agar tetap stabil.
Enhanced Oil Recovery

Maret 12, 2008 in Reservoar | Tags: EOR, reservoir

” Akibat penurunan produksi minyak dan gas bumi dalam sumur peoduksi perlu dilakukan EOR untuk menjaga tingkat produksi sumur minyak dan gas agar tetap stabil.

jadi EOR adalah …………… :) “

EOR merupakan teknik lanjutan untuk mengangkat minyak jika berbagai teknik dasar sudah dilakukan tetapi hasilnya tidak seperti yang diharapkan atau tidak ekonomis. Ada tiga macam teknik EOR yang umum:

1. Teknik termal: menginjeksikan fluida bertemperatur tinggi ke dalam formasi untuk menurunkan viskositas minyak sehingga mudah mengalir. Dengan menginjeksikan fluida tersebut, juga diharapkan tekanan reservoir akan naik dan minyak akan terdorong ke arah sumur produksi. Merupakan teknik EOR yang paling popular. Seringnya menggunakan air panas (water injection) atau uap air (steam injection).

2. Teknik chemical: menginjeksikan bahan kimia berupa surfactant atau bahan polimer untuk mengubah properti fisika dari minyak ataupun fluida yang dipindahkan. Hasilnya, minyak dapat lebih mudah mengalir.

3. Proses miscible: menginjeksikan fluida pendorong yang akan bercampur dengan minyak untuk lalu diproduksi. Fluida yang digunakan misalnya larutan hidrokarbon, gas hidrokarbon, CO2 ataupun gas nitrogen.




posted by kokas @ 9:14 AM   0 comments
Yuk belajar tentang loging sumur….. Sebenarnya seperti apa sih loging sumur itu ???? Loging sumur (well logging) juga dikenal dengan borehole logging adalah cara untuk mendapatkan rekaman log
Mengenal sekilas logging sumur

April 22, 2008 in Reservoar, geologi | Tags: geologi, Reservoar

Yuk belajar tentang loging sumur….. :D

Sebenarnya seperti apa sih loging sumur itu ????

Loging sumur (well logging) juga dikenal dengan borehole logging adalah cara untuk mendapatkan rekaman log yang detail mengenai formasi geologi yang terpenetrasi dalam lubang bor. Log dapat berupa pengamatan visual sampel yang diambil dari lubang bor (geological log), atau dalam pengukuran fisika yang dieroleh dari respon piranti instrumen yang di pasang didalam sumur (geohysical log). Well loging dapat digunakan dalam bidang eksplorasi minyak dan gas, groundwater, mineral, environmental and geotechnical.

Geophysical well logs

Industri minyak dan gas merekam properti batuan dan fluida untuk mencari zona hidrokarbon dalam formasi geologi yang menarik dengan borehole. Prosedur logging terdiri dari menurunkan “logging tool”pada wireline kedalam sumur minyak atau lubang, untuk mengukur properti batuan dan fluida pada formasi. Interpretasi dari pengukuran ini digunakan untuk menentukan letak kedalaman potensial dari zona yang mengandung minyak dan gas (hydrocarbon). Alat loging dikembangkan selama puluhan tahun untuk mengukur kelistikan, akustik, radioaktif, elektromagnetik, dan properti lain pada batuan. Logging biasanya dilakukan dengan menggunakan alat logging yang ditarik keluar dari lubang sumur. Data direkam dalam bentuk print kertas yang biasa disebut sebagai ‘Well log’ dan dikirim ke kantor dalam bentuk digital. Log sumur merekam pada interval tertentu saat pengeboran pada lubang sumur dan kedalaman pengeboran berkisar antara 300m sampai 8000m (1000 ft sampai 25000 ft) atau lebih.
History

Sejarah geofisika log sumur pertama kali adalah merekam log self-potential (SP) pada tahun 1927 pada sumur di lapangan minyak Pechebronn Alsace Prancis.

Wireline dan “While Drilling” well logging

Logging sumur adalah pengukuran dalam lubang sumur menggunakan instrumen yang ditematkan pada ujung kabel wireline dalam lubang bor. Wireline terdiri atas outer wire rope dan inner wire group of wires. Kabel luar memberikan kekuatan untuk menurunkan dan mengangkat instrumen dan kabel dalam berupa transmisi untuk mengatur peralatan logging dan untukmentelemetrikan data uphole ke perangkat perekaman di permukaan.

Pada tahun 1980an, teknik baru ditemukan, Logging While Drilling (LWD), diperkenalkan degan menghasilkan informasi tentang sumur. Pada sensor yang terletak diujung kabel wireline, sensor terintegrasi dengan drill string dan pengukuran dilakuka saat pengeboran. Ketika melakukan loging sumur setelah drill string dikeluarkan dari sumur. LWD mengukur parameter geologi didalam sumur yang telah dibor. Karena terdapat dua kabel yang terkoneksi dengan permukaan, data direkam kebawah dan diangkat kembali ketika drill string dikeluarkan dalam lubang. Subset kecil dari data pengukuran dapat ditransmisikan ke permukaan real time menggunakan pressure pulses dalam wells mud fluid colomn. data telemetri dari dalam tanah mempunyai bandwidth yang kecil kurang dari 100bit per detik, sehingga informasi dapat didapat real time dengan bandwidth yang kecil.
Geological logs

Dalam industri perminyakan, log geologi umumnya disebut mud logs, mud loging digunakan untuk membawa cutting dari batuan yang hancur akibat terkena mata bor (bits), ke permukaan melalui rotary drilling.

Wellsite Geologist atau mudloger, mendiskripsikan cutting, memonitor jejak gas alam didalam lumpur (mud), didalam operasi rig baik dalam fase peneboran ataupun tidak. geologist menganalisa cutting yang merambat ke atas dalam lubang bor yang bercampur dengan lumpur (mud) atau drilling fluid yang terpompa kedalam lubang bor melalui drilling string/ pipa dan kembali ke permukaan melalui ‘flow line’. Cutting kemudian terpisah dari drilling fluid yang bergerak melewati shale shakers dan tersempel pada interval kedalaman pengeboran (dideterminasi dengan menggunakan operator, tetapi interval 10′, 20′, 30′ dan 50′ adalah interval yang bisananya digunakan pada penampang yang berbeda dari lubang bor), di analisis dan didiskripsikan oleh logging geologist pada saat tugas. Tipikal mud log memperlihatkan formasi gas (unit gas atau ppm), rata rata penetrasi (ROP, dalam unit dari inverse kecepatan, atau T/L); sempel lithologi didiskripsikan, geologi interpretatif berbasis ROP, formasi gas/oil cut-stain-flourescense, dan kurva gas termasuk kurva total gas (unit gas = ppm/1000) dan berat methane, dan informasi tambahan dari wellbore (deviasi survey), casing shoe depth dan formation top.


posted by kokas @ 9:05 AM   0 comments
kAPITALISME

SEJAK runtuhnya Tembok Berlin, kapitalisme telah dibaptis sebagai pemenang sejarah. Kapitalisme menjadi sesuatu yang unik, dibutuhkan, dan jalah tak terhindarkan bagi masa depan umat manusia.

Ironisnya, kalangan liberal yang menyematkan mahkota kemenangan kepada kapitalisme, lebih suka menggunakan kosakata Ekonomi Pasar (Market Economy). Tak tanggung-tanggung, Friedrich August von Hayek, nabinya kalangan neoliberal, menolak untuk menggunakan atau sekadar mendengar pengucapan kata kapitalismeIronisnya, kalangan liberal yang menyematkan mahkota kemenangan kepada kapitalisme, lebih suka menggunakan kosakata Ekonomi Pasar (Market Economy). Tak tanggung-tanggung, Friedrich August von Hayek, nabinya kalangan neoliberal, menolak untuk menggunakan atau sekadar mendengar pengucapan kata kapitalisme.

Ironisme ini muncul, dengan beragam alasan. Misalnya, karena tak kunjung ada satu definisi memuaskan tentang apa itu kapitalisme. Kapitalisme memang bisa dibicarakan dari beragam sudut: ideologi, politik, ekonomi, sosial, atau budaya. Itu sebabnya, penggunaan kata yang mulai populer sejak akhir abad ke-19 ini, mengandung banyak bias. Tapi, ada alasan lain yakni, bersembunyinya kepentingan ideologis di balik penggunaan kata ekonomi pasar.

Karena itu, ada baiknya kita kembali sejenak ke akhir abad sembilan belas itu. Sejak hancurnya sistem masyarakat feodal, sebagian aspek dalam kehidupan manusia berkembang sangat pesat. Mislanya, meluasnya pemakaian uang dan hubungan pertukaran; perkembangan pesat hubungan pasar yang secara perlahan menjadikannya sebagai elemen penting dalam pabrik sosial; pertumbuhan cepat sektor perbankan, kredit, keuangan, dan spekulasi sebagai motor penggerak sektor produksi dan distribusi; berkembangnya hubungan baru yang kian kompleks antara seluruh aspek-aspek ekonomi tersebut dengan negara; peningkatan secara rasional dan sistemik mobilisasi pengetahuan keilmuan dan potensi tekknik yang bertujuan menciptakan komoditi-komoditi baru; serta harapan kelompok kaya dan mereka yang ingin menjadi kaya untuk mengembangkan kebutuhan-kebutuhan baru.

Keseluruhan aspek-aspek ini, menurut Michel Beaut, merupakan bagian dari kata kapitalisme. Ini berarti, kapitalisme tidak bisa dimakna hanya sebatas moda produksi (mode of production). Demikian juga, pemakaian kata ekonomi pasar sebagai kata ganti kapitalisme merupakan sebuah penyederhaan. Menurut Samir Amin, pasar tak lebih dari sekadar bentuk manajemen sosial-ekonomi kapital.

Definisi lain yang kurang memadai mengenai kapitalisme, dikemukakan oleh ensiklopedis David Robertson, yang mengatakan, kapitalisme sebagai sebuah sistem ekonomi yang merupakan kombinasi dari kepemilikan pribadi, pasar yang kompetitif dan relatif bebas dari campur tangan negara, dan asumsi umum tentang sekumpulan besar tenaga kerja yang terlibat dalam proses kerja yang memproduksi barang-barang untuk kemudian dijual guna mendatangkan keuntungan.

Mungkin menyadari bahwa definisinya terlalu menyederhanakan, Robertson kemudian menambahkan, bahwa kapitalisme memiliki ideologi dan teori ekonominya sendiri seperti halnya seluruh sistem ekonomi politik. Sayangnya, tidak ada penjabaran lebih lanjut dari Robertson soal yang dimaksudnya ini. Pada akhir paparannya, ia kembali melakukan penyederhanaan dengan mengatakan, “saat ini kapitalisme terfokus pada dua gagasan: produksi untuk keuntungan dan keberadaan kepemilikan pribadi, dimana sebagian kecil darinya dikuasai oleh negara.”

Definisi lain yang simplistis, dikemukakan oleh intelektual kiri Amerika Serikat, Leo Huberman. Ia mengatakan, kapitalisme adalah sistem produksi dan distribusi. Ekonom Inggris, Anthony Brewer, mendefinisikan kapitalisme atas dua ciri utama: kapitalisme sebagai sistem produksi komoditi dan di dalam sistem itu, produksi dikontrol oleh kapitalis yang mempekerjakan buruh.

***

Menurut sejarawan Eric Hobsbawn, kosakata kapitalisme mulai memasuki perbincangan ekonomi dan politik pada tahun 1860an. Dan orang yang pertama kali menggunakan kata ini, yang membuat kita berhutang kepadanya, ujar sejarawan Jerry Z. Muller, adalah Karl Marx dan Friedrich Engels. Sebelumnya, demikian Muller, kosakata yang akrab dipakai untuk menggambarkan kemunculan sebuah sistem masyarakat yang baru itu adalah kosakata merchant-society (masyarakat-dagang) dari Adam Smith, atau civil-society (masyarakat-sipil) dari Georg Wilhelm Friedrich Hegel .

Jika begini ceritanya, ada baiknya kita menelisik apa yang dimaksud Marx dengan kata kapitalisme. Saya mau meminjam tafsiran dari Howard dan King untuk melihat definisi Marx tentang kapitalisme. Marx mengatakan, kapitalisme didasarkan pada empat ciri utama: pertama, kapitalisme dicirikan oleh produksi komoditi (production of commodities); kedua, adanya kerja-upahan (wage-labour); ketiga, kehendak untuk menumpuk kekayaan tanpa batas (acquisitiveness); dan keempat, kapitalisme dicirikan oleh organisasi yang rasional.

Mari kita periksa satu demi satu. Pertama, kapitalisme dicirikan oleh produksi komoditi. Ciri ini hanya salah satu aspek saja karena, seperti ditegaskan Marx, kapitalisme hanyalah salah satu bentuk khusus dari produksi komoditi; dalam pengertian, tidak semua sistem produksi komoditi adalah sistem kapitalis. Menurut Marx, produksi komoditi adalah umum terjadi dibanyak bentuk masyarakat. Dalam masyarakat non-kapitalis yang masih murni, seperti di Amerika Utara masa kolonial, kata Marx, para pengrajin dan petani yang menetap di wilayah itu memiliki sendiri alat-alat produksinya dan menjual kelebihan produksinya sebagai komoditi.

Produksi komoditi bagi Marx bermakna, sebuah sistem dimana aktivitas ekonomi dilaksanakan oleh agen-agen yang independen atau bebas tapi, dikoordinasikan oleh pasar pertukaran. Aktivitas ekonomi di sini, menyangkut hampir semua tipe-tipe ekonomi termasuk elemen-elemen produksi komoditi. Tentu saja, di masa pra-kapitalis aktivitas komersial telah berkembang tapi, mereka tidak dominan. Aktivitasnya berada di pinggiran, terutama lebih merupakan aktivitas perkotaan dalam sistem ekonomi pertanian skala besar, dan secara umum hanya terlibat dalam aktivitas perdagangan ketimbang aktivitas produksi.

Tetapi, Marx buru-buru mengatakan, dominasi pasar yang merupakan mekanisme koordinasi ekonomi, tidaklah mencukupi untuk menggambarkan karakter dari kapitalisme. Di sini, ia kemudian berbicara tentang aspek kedua dari kapitalisme yang dicirikan oleh tenaga kerja manusia yang telah berubah menjadi komoditi, bersamaan dengan kemunculan sistem kerja-upahan, dimana buruh bebas menjual tenaga kerja yang dimilikinya. Hubungan kapital-buruh ini merupakan hubungan kelas yang utama, kunci sukses dalam memahami keseluruhan moda produksi dan formasi sosial yang mendasarinya. Dan kenyataannya, hubungan buruh-kapital ini memang tidak menempati peran yang menentukan dalam teori neo-klasik.

Menurut Marx, dalam sistem ini uang dan komoditi bukan lagi kapital melainkan, sekadar alat-alat produksi, alat-alat subsistensi yang kemudian ditransformasikan menjadi kapital. Tetapi, proses transformasi itu sendiri hanya mungkin terjadi di bawah kondisi-kondisi tertentu yang berpusat pada,

"…the two very different kinds of commodity-possessors must come face to face and into contact; on the one hand, the owners of money, means of production, means of subsistence, who are eager to increase the sum of values they possess by buying other people’s labour-power; on the athoer hand, free labourers … in the double sense that neither they themselves form part and parcel of the means of production, as in the case of slaves, bondsmen etc, nor do the means of production belong to them, as in the case of peasent-proprietors; they are, therefore, free from, ununcumbered by, any means of production if their own…

….dua hal yang sangat berbeda, komodi-pemilik komoditi, saling berhadap-hadapan dan berhubungan; di satu pihak, pemilik uang, pemilik alat-alat produksi, alat-alat subsisten, yang sangat berhasrat untuk meningkatkan jumlah nilai yang mereka miliki, dengan cara membeli tenaga kerja orang lain; pada pihak lain, adalah pekerja bebas ….dalam pengertian ganda, dimana mereka bukan bagian dari alat-alat produksi sebagaimana dalam kasus perbudakan atau perhambaan dan sebagainya, … juga mereka tidak memiliki alat-alat produksi seperti dalam kasus petani-pemilik; mereka bebas dari alat-alat produksi yang dimilikinya…."



Dalam karyanya Wage, Labour, and Capital, Marx menekankan kembali keberadaan buruh bebas ini, dimana baginya, tenaga kerja tidak melulu berarti komoditi. Buruh tidak sendirinya berarti buruh-upahan tapi, yang lebih penting adalah statusnya sebagai buruh-bebas. Seperti tampak pada kutipan di atas, buruh bebas ini menjual dirinya sendiri, lebih dari itu, menjual karakter dirinya. Ia menjual sejumlah delapan, sepuluh, dua belas, lima belas jam dalam sehari, setiap harinya, kepada pembeli tertinggi, pemilik alat-alat produksi, dan alat-alat subsisten yakni, si kapitalis. Pada saat yang sama, si buruh bebas meninggalkan si kapitalis kapan saja ia mau,demikian juga dengan si kapitalis, bebas menendang si buruh jika ia menganggap si buruh tidak lagi mendatangkan keuntungan baginya. Tetapi, si buruh, yang menjual sumber inti penghidupannya kepada si kapitalis, tidak bisa melepaskan dirinya dari keseluruhan kelas yang membelinya, kelas kapitalis tanpa mendeklarasikan keberadaan dirinya. Di sinilah letak utama keunikan sistem kapitalis, dimana hubungan buruh-kapital ini melampaui hubungan personal buruh-kapitalis tapi, lebih dari itu membentuk hubungan antara klas buruh dengan klas kapitalis yang lebih kompeks.

Sedangkan yang dimaksud dengan kehendak untuk menumpuk kekayaan tanpa batas (acquisitiveness), yang merupakan aspek ketiga dari kapitalisme, merupakan motivasi utama seorang kapitalis. Bagi seorang kapitalis, akumulasi kekayaan adalah tujuan utamnya ketimbang, bentuk-bentuk tertentu dari kekayaan seperti, tanah atau obyek-obyek konsumsi lainnya. Mengenai hal ini, Marx dengan sangat jelas mengatakan,


"The expansion of value …. Becomes his subjective aim, and it is only in so far as the appropriation of ever more and more wealth in the abstract becomes the sole motive of his operations, that he functions as a capitalist …. Use-value must therefore never be looked upon as the real aim of the capitalist.

Ekspansi nilai ….menjadi tujuan subyektif seorang kapitalis, dan motif utama ini hanya berlaku sejauh ia memperoleh lebih dan lebih banyak lagi kekayaan dalam fungsinya sebagai seorang kapitalis…. Nilai-guna, dengan demikian, tidak bisa dilihat sebagai tujuan utama seorang kapitalis."



Aspek terakhir dari kapitalisme, adalah kebutuhan akan sebuah organisasi yang rasional. Organisasi ini yang memungkinkan motivasi kapitalis, misalnya, terwujud sepenuh-penuhnya. Di sini, Marx mengatakan, motivasi untuk terus “memperkaya diri” bukanlah ekspresi “alamiah” gerak ekonomi universal. Bagi Marx, motivasi kapitalis itu muncul dalam proses sejarah yang mendahului dominasi produksi kapitalis. Pada tahap ini, momen paling krusial dalam sejarah Eropa abad pertengahan, adalah berkembangnya asosiasi-asosiasi yang beriringan dengan pertumbuhan kota-kota di Eropa dimana, secara khusus, muncul gerakan yang menghendaki terbentuknya otonomi kotamadya dan diciptakannya ekonomi uang yang memungkinkan ekspansi dagang berkembang pesat. Dalam proses ini, kata Marx lebih lanjut, kota terbebas dari kungkungan etika komunal yang kaku dan pembatasan-pembatasan yang diberlakukan oleh sistem feodal. Sementara, meluasnya hubungan uang, mempromosikan akuisisi rasional dari “kekayaan secara umum” melalui ketersediaan alat-alat produksi.

Dari sini, Marx secara implisit selalu mengatakan, bahwa bagi seorang kapitalis, motivasinya tidak bisa disederhanakan sekadar keinginan untuk menumpuk kekayaan belaka melainkan, ia secara rasional akan terus-menerus mencari dan mengadopsi alat-alat produksi yang terbaik untuk merealisasikan tujuannya yakni, penumpukan kekayaan tanpa batas. Dan, organisasi rasional yang dibutuhkan kapitalis untuk memudahkan pemenuhan kebutuhannya itu adalah Negara


posted by kokas @ 8:59 AM   0 comments
about me
My Photo
Name:
Location: fakfak, KOKAS, Indonesia

aku tak mampu berbicara karena aku hanya seeokor burung cendarawasih yang hanya bisa melihat dan berkicaw melihat semua haal yang tidak adil berlalu begitu saja di depan aku

Udah Lewat
Archives
sutbok
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus. Aenean viverra malesuada libero. Fusce ac quam.
judul

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus. Aenean viverra malesuada libero. Fusce ac quam.

Links
Template by
Blogger Templates